KHUTBAH
JUMAT
“3 HAL
YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG COVID-19
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ,
وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ
أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ,
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ
اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا
أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Maasyirol muslimin
rahimakumullah
Dalam mimbar khutbah jumat
ini, saya mewasiatkan kepada hadirin dan khususnya untuk saya sendiri, marilah
kita senantiasa selalu meningkatkan ketaqwaan dan rasa takut kita kepada Allah
SWT dengan cara melaksanakan segala apa yang diperintahkan dan menjauhi segala
yang dilarang-Nya dengan penuh kesadaran, kemauan dan kemampuan yang kita
miliki, sebab dengan taqwa itulah manusia akan mendapat keselamatan dunia dan
akhirat.
Hadirin
jamaah jumah yang dirahmati Allah,
Pandemi
Covid-19 makin mencemaskan. Jumlah warga terpapar rata-rata di atas 20 ribu
kasus perhari. Pasien bertumpuk. Rumah sakit dan tenaga kesehatan mulai
kewalahan. Sementara mereka yang menjalani isolasi mandiri di rumah, mulai
kesulitan mendapatkan obat-obatan. Sejumlah warga meninggal karenanya.
Oleh karena itu, kita semua harus menjaga diri masing-masing, sesuai
anjuran para ahli dibidangnya, yaitu menjaga protokol kesehatan, memakai
masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Ini adalah bagian dari ikhtiar kita
agar terhindar dari paparan Covid-19.
Hadirin
jamaah jumah rahimakumullah,
Bagi
kita kaum Mukmin, setiap musibah harus dihadapi dengan keimanan. Tentu agar
tidak muncul persepsi dan sikap yang keliru.
Pertama: Seorang
Muslim wajib mengimani bahwa tak ada satu pun musibah yang dia alami melainkan
atas kehendak Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana dalam surat at-Taubah
51.
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ
لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah:
“Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah
untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang
beriman harus bertawakal”. QS at-Taubah [9]: 51).
Kedua: Seorang
Mukmin wajib memahami bahwa sepanjang kehidupan di dunia, dia akan selalu
mendapatkan berbagai ujian.
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman: al-Baqarah 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ
وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ
الصَّابِرِينَ
Dan Kami
pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan serta kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar ( QS al-Baqarah [2]: 155).
Maka
jika seorang Muslim bersabar, ia bersih dari segala dosa, karena
kesabarannya menanggung berbagai ujian.
Hadirin
jamaah jumah rahimakumullah,
Selain
ridha dan bersabar, kaum Muslim juga diperintahkan untuk melakukan muhasabah. Umat
wajib muhasabah atas kemungkinan dosa-dosa yang dilakukan yang menyebabkan
datangnya bencana. Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan bahwa beragam bencana
datang justru karena ulah manusia sendiri:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Musibah
apa saja yang menimpa kalian adalah akibat perbuatan kalian sendiri. Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian) (QS
asy-Syura [42]: 30).
Banyaknya
kemungkaran dan kezaliman sebagai sebab datangnya bencana adalah perkara yang
jelas. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
فَلَمَّا
نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى
إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Ketika
mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun
membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Lalu ketika mereka bergembira
dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami menyiksa mereka secara
tiba-tiba. Ketika itu mereka terdiam putus asa (QS al-Anam [6]: 44).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan bahwa saat kejahatan merajalela,
Allah subhanahu wa ta’ala akan meratakan bencana. Zainab binti
Jahsyi radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, Apakah kita akan binasa wahai Rasullullah,
padahal di sekitar kita ada orang-orang shalih?” Beliau menjawab:
نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ
Ya, jika
kemungkaran itu sudah merajalela (HR al-Bukhari).
Benar
apa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat ini
kemungkaran telah merajalela. Lalu datanglah bencana yang juga menimpa
orang-orang shalih. Selama pandemi ini dilaporkan ada sekitar 584 ulama yang
meninggal karena wabah. Belum termasuk para imam dan pengurus masjid serta para
ustadz pembimbing umat lainnya yang juga wafat karena wabah.
Hadirin
jamaah jumah rahimakumullah,
Karena
itu, selain berikhtiar mengerahkan kemampuan teknologi , kedokteran dan
obat-obatan, kaum Muslimin harus melakukan taubatan nashuha.
Kembali kepada Allah dengan menaati semua aturan-Nya. Menjauhi larangan-Nya
serta Kita harus menjadikan agama sebagai petunjuk.
Semoga
Allah subhanahu wa ta’ala segera mengangkat wabah ini, dari tengah-tengah umat
dan kita bisa kembali normal sehingga dapat melakukan aktifitas sebagaimana
biasa. Amin ya rabbal alamiin.
بَارَكَ
الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ
بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ،
Komentar
Posting Komentar